Perjalanan 8 tahun Business launching merupakan perjalanan yang patut di apresiasi, tidak saja menunjukkan konsistensi namun juga perkembangan kualitas dan skala eventnya. Selain itu patut pula diapresiasi bagaimana Univ. Al Azhar berkomitmen dalam pengembangan wirausaha di Indonesia sesuai dengan visinya sebagai Entreprising University. Memberi wadah dan pendidikan yang mumpuni untuk terciptanya entrepreneur yang berkarakter islami […….]
JK3 Festival #1 Universitas Al Azhar Indonesia
Telah 3 semester saya memegang kelas Matakuliah Universitas: JK3 (penumbuhan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan dan korporasi). Menariknya matakuliah ini diberikan kepada seluruh mahasiswa secara parallel 6-10 kelas secara bersamaan dari berbagai fakultas dengan satu tujuan yang tertera di singkatannya. Yaitu salah satunya membentuk entrepreneurship. Tak hanya teori praktekpun dilaksanakan untuk memberikan[…….]
Coaching? Perlukah Saya?
Pernahkah anda merasakan bahwa sebenarnya sudah begitu banyak ilmu yang anda punya. Bukan itu saja, tidak terbilang pelatihan yang anda ikuti, acara diskusi, sharing bahkan mungkin kunjungan bisnis. Namun di saat yang bersamaaan anda merasa seakan ada yang kurang sehingga anda tidak bisa mengimplementasikan semua yang anda punya dalam proses bisnis anda. Entah dengan alasan ilmunya harus disesuaikan dengan bisnis anda dahulu, ilmu tidak sesuai dengan level bisnis anda ataupun begitu banyak ilmu sehingga anda kebingungan sendiri atau urusan klasik tidak adanya waktu. Ibarat kata, anda mempunyai banyak senjata untuk menembak sasaran anda tapi anda tak tahu harus menggunakan senjata yang mana, bagaimana cara menggunakannya dan apa yang harus anda lakukan kemudian serta sederet pertanyaan lain. Akhirnya yang terjadi adalah sesuatu yang mudah ditebak. Anda berjalan kembali tanpa ilmu itu.
Itulah yang awalnya saya pikirkan saat menjadi Mentor di KMB TDA Jakarta Selatan. Dalam try dan error guna mendapatkan system yang tepat untuk menjalankan program mentoring saya menemukan permasalahan mendasar. Keragaman bisnis yang ada diantara anggota mentoring, keragaman level bisnis yang ada, juga kebutuhan yang berbeda akan program mentoring ini menjadikaan satu kesimpulan bahwa pendekatan yang heterogen perlu dilakukan. Agar efektifitas program bisa berjalan dan tiap anggota bisa memperoleh manfaat maksimal untuk bisnisnya. Beruntungnya ada satu kesamaan yang mereka punyai yaitu mereka sama-sama mempunyai senjata seperti gambaran diatas namun sama sama tidak tahu bagaimana menggunakannya. Dan Coachinglah saya pikir akan menjadi cara yang tepat guna membantu anggota mentoring mendapatkan solusi terbaik bagi permasalahannya ini. Metode Coaching inilah yang di beberapa pertemuan terakhir mulai saya terapkan di KMB yang saya bina. Terlihat sejauh ini efektifitas dalam penyampaian program jelas menunjukkan peningkatan dan perubahan. Disamping itu challenge yang dirasakan oleh anggota secara psikologis akan membuat mereka terpacu untuk mengikuti program ini hingga usai. Karena tantangan diletakkan di tangan mereka.[…….]
UAI Business Launching #3
Tantangan besar muncul dalam pelaksanaan Business Launching #3 Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Al Azhar Indonesia tahun ini. Jumlah peserta matakuliah Proyek Bisnis 2 yang membludak hingga 21 orang karena penggabungan konsentrasi Marketing & Kewirausahaan yang berakibat malah menjadi sedikitnya usaha sendiri yang dijalankan membuat BL #3 nyaris ditiadakan. Kondisi ini juga di barengi dengan ketidak siapan mahasiswa untuk mengikuti kurikulum PB2 mengingat beberapa matakuliah pendukung belum mereka ambil seperti PB1 dan Studi kelayakan Bisnis. Hingga akhirnya ada penyesuaian dalam matakuliah PB2 untuk mengakomodasi beberapa kekurangan ini.
Tercatat 17 Usaha dilaunching dalam acara BL #3 kali ini. 30% merupakan sendiri, 10% usaha dengan partner/keluarga dimana mereka akan join dalam usaha tersebut dan sisanya adalah usaha dimana mereka melakukan observasi sebagai marketing saat ini […….]
UAI Business Launching #2
Menyusul pelaksanaaan PB2 angkatan pertama Jurusan Ekonomi Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Universitas Al Azhar Indonesia, PB2 angkatan kedua yang berjalan di semester gasal 2009 kembali menggelar Business Launching #2 yang berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 21-24 Desember 2009. Terhitung 6 mahasiswa terlibat dalam kegiatan ini dengan menampilkan 4 bidang bisnis dalam kategori makanan, retail dan warnet yang telah mereka bangun selama 1 semester ini.
Kegiatan di fokuskan pada 2 tempat. Di ruang serba guna Niaga lantai 2 digelar talkshow “Kupas tuntas tips & trik berbisnis makanan, retail dan warnet” pada tanggal 21 Desember 2011 pukul 10.00 WIB. Sedangkan di selasar Kampus UAI dari tanggal 21-24 Desember 2011 akan disemarakkan oleh bazaar yang diikuti oleh 15 stand usaha mahasiswa UA dari berbagai jurusan […….]
Rencana Bisnis Pentingkah?
Kembali saya datang kepagian ke Jatipadang, tempat “markas” TDA Jaksel menggelar acara rutin kelas edukasi internal. Effort saya biasanya berlipat bila satu event digelar di hari sabtu atau minggu karena lokasi rumah berada di Jakarta Timur. Tapi beruntung sabtu 27 Februari kemarin jalanan cukup lengang dan semangat saya untuk hadir memberikan efek positif pagi itu. Ini kali kedua TDA Jaksel menyelenggarakan kelas edukasi internal sebagai pendalaman level Kelompok Mastermind. Mengambil tajuk Key Performance Indicator dengan penyaji Pak Tjarlie Suhendra, permasalahan workbook sebagai guiding bisnis akan dikupas tuntas untuk memantau key performance usaha kita. Bergilir 15-an rekan hadir dan mulai membarakan semangat berinvestasi dalam hal knowledge.
Tidak ada bisnis yang jalan di tempat. Karena hanya ada bisnis yang maju ataupun mundur. Permasalahannya bagaimana kita mengetahui posisi keberadaan bisnis kita bila kita tidak meletakkan instrument guna menilai, mengevaluasi dan mengukurnya. Seringkali bisnis berjalan baik-baik saja karena mata kita tak pernah mampu melihat lingkungan internal maupun eksternal kita. Lingkup kenyamanan membuat kita lupa untuk mengukur dimana posisi bisnis kita atau malahan lupa untuk membawa kemana sebenarnya bisnis kita ini diarahkan. Hingga bisa jadi saat kita berfikir bisnis kita jalan ditempat sebenarnya kita sudah jauh tertinggal karena competitor kita telah berlari. Balance Score Card merupakan salah satu instrument yang bisa digunakan sebagai kompas guna memberikan evaluasi dan penilaian atas perjalanan bisnis kita.[…….]
Proyek Bisnis 1 (UAI-Genap 2010)
Mata kuliah Proyek Bisnis 1 merupakan matakuliah yang diberikan pada semester 4 dengan beban 4 SKS pada konsentrasi pemasaran dan kewirausahaan UAI. Bahasan dalam matakuliah ini menitik beratkan pada pembekalan bagi mahasiswa untuk bisa merencanakan start up bisnis, motivasi bisnis serta berbagai paparan mengenai praktek bisnis secara real. Sementara itu hasil akhir yang ingin diperoleh adalah:
1. Mahasiswa mampu untuk merintis suatu usaha mulai dari proses perencanaan hingga realisasi bisnis.
2. Mahasiswa mampu dan peka untuk merencanakan mimpi bisnisnya menjadi realitas melalui proses-proses yang terstruktur dan comprehensive.
3. Mahasiswa mampu untuk melihat peluang baik secara internal maupun ekternal dirinya dalam berbisani
4. Mahasiswa mampu untuk meneruskan bisnis hingga jenjang PB 2. […….]
Studi Kelayakan Bisnis (UAI-Genap 2010)
Mata kuliah Study Kelayakan Bisnis merupakan matakuliah yang diberikan pada konsentrasi pemasaran dan kewirausahaaan UAI pada semester 6 dengan jumlah 4 SKS. Dalam mata kuliah ini akan membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan konten studi kelayakan bisnis baik secara teori maupun praktek penulisan pelaporannya. Penitik beratan matakuliah ini diletakkan pada bagaimana mahasiswa bisa membuat perencanaan bisnis sekaligus melakukan analisa kelayakan atas perencanaan tersebut. Hasil akhir yang diharapkan dari perkuliahan ini adalah:
1. Mahasiswa mampu untuk membuat perencanaan usaha yang prospektif dan mempunyai daya saing
2. Mahasiswa mampu untuk menyusun sendiri perencanaan bisnis yang sesuai tujuannya secara efektif, efisien dan menarik
3. Mahasiswa mampu untuk mengevaluasi / menganalisis suatu proyek untuk mengetahui layak tidaknya proyek tersebut untuk dieksekusi.
4. Mahasiswa mampu untuk memanfaatkan studi kelayakan bisnis proyeknya untuk diterapkan dalam bisnis real […….]
Ketika Pendidikan Menjadi Satu Kemewahan
Bukan kata yang mendramatisir bila kini saya katakan bahwa pendidikan menjadi satu barang mewah di negeri ini yang berusaha digapai oleh banyak orang tua murid. Untuk bisa bersekolah bermutu, kepandaian saja tidaklah cukup dimiliki seorang siswa, perlu limpahan materi untuk bisa “ditukar” dengan ilmu yang dia inginkan. Hingga timbul pertanyaan, bagaimana posisi siswa tak pandai dan miskin. Tersingkirkan?. Pendidikan adalah hak anak negri untuk memperolehnya, dan bila negara mampu mendidik anak negeri dengan system pengajaran yang tepat dan terjangkau. Tak terkira limpahan human capital yang kita punyai dan tak terkira kesejahteraan yang bakal kita nikmati. Namun sayangnya itu masih mimpi, kenyataannya dunia pendidikan masih mendiskriminasikan mereka yang tak mampu baik secara finacial ataupun kepandaian. komersialisasi pendidikan tidak saja melahirkan generasi yang timpang tapi juga pendegradasian moral yang akut.
Saya setuju dengan tulisan rekan Wahyu B. Hanggono, seorang pengamat pendidikan Indonesia yang tajam mengatakan “fakta bahwa pendidikan di Indonesia masih terpaku pada birokrasi, legalisasi dan indoktrinasi program dan kurikulum. anak-anak diarahkan menjadi produk yang sama, potensi dan jiwa anak sama sekali tidak dihargai. […….]