Hari ke 3. Serasa lebih lega dan santai mengingat puncak kegiatan telah dilalui kemarin dan saya tidak ada appointment khusus dengan beberapa seller. Agenda hari ini adalah menghadiri Kuala Lumpur International Trade Forum – KLITF 2012. Terlihat beberapa delegasi telah meninggalkan KL tanpa mengikuti agenda ini. Termasuk beberapa rekan dari Indonesiapun tidak menghadirinya. Bertempat di Auditorium Matrade tempat pembukaan INTRADE kemarin KLIFT dilaksanakan. Terlihat 500 delegasi hadir dan kebanyakan peserta adalah warga Malaysia dari berbagai perusahaaan dan instansi pemerintahan [……..]
INTRADE Malaysia & KLITF 2012 (3)
Dalam hati saya cukup antusias untuk menghadapi buyer meeting saya yang pertama ini. Beberapa atribut seperti kartu nama brosur dll saya check berulang kali agar tidak tertinggal saat acara. Beberapa perusahaan yang akan bertemu sayapun telah saya browsing. Meski telah saya katakan bahwa dari 7 perusahaan yang disodorkan ternyata 4 diantaranya tidak matching dengan bisnis saya. Namun mengingat ketidak matchingan ini akan membuat mereka di cancel bukan diganti. Maka saya memilih untuk menemui mereka. Setidaknya bila bisnis saya tidak maching mungkin info ini bisa saya teruskan kepada rekan-rekan TDA.[…….]
INTRADE Malaysia & KLITF 2012 (2)
Beberapa hal yang tidak saya perhitungkan dalam keberangkatan akhirnya menjadi pengalaman yang melelahkan yang harus saya alami. Diantaranya mengenai tiket pesawat dan jadwal keberangkatan. Sudahlah pasti bukan waktu yang tepat bila seminggu sebelum keberangkatan kita baru membeli tiket pesawat. Bagaimanapun kita tidak punya keleluasaan untuk mendapatkan harga ekonomis di maskapai manapun. Ini lah yang juga saya alami. Tapi apa boleh buat padahal beberapa minggu sebelumnya ada promo dari Malaysian Airways dan saat menggunakan Air asia tak ada lagi tiket Promo. Hal lain adalah biasanya bila saya ke KL selalu mengambil penerbangan pagi kali ini saya mengambil waktu tengah hari di tanggal 26 Desember. Penerbangan yang sepertinya kosong di perjalanan rupanya harus saya tembus dengan kemacetan yang luar biasa dari LCCT ke Hotel. Meski telah ada jemputan namun kemacetan waktu pulang kerja menjadi waktu tempuh berlipat 2. Terlebih ini adalah event rombongan, tak bisa mengelak saat check in di hotel akan kembali dihadapkan pada antrian yang panjang. Beruntung koordinasi serta service yang diberikan lumayan cepat sehingga “kesengsaraan” kami tidaklah berkepanjangan.
INTRADE HARI 1
Saya menghabiskan sarapan setengah jam sebelum keberangkatan rombongan ke Gedung Matrade pada pukul 9.30. Terhitung 14 Bus telah siap membawa keseluruhan perwakilan dari berbagai menara yang menginap di sayap barat dan timur Hotel Bintang 5 Renaissance. Saya sendiri menempati kamar 515 pada kamar yang cukup representative namun agak tua ini. Jarak hotel dengan KLCC hanya 500 meter terjangkau dengan jalan kaki. Fasilitas kamar lebih dari cukup meski bau karpet dan ruangan terasa menyengatkan aroma tua saat pertama masuk. Fasilitas layaknya hotel bintang 5 minus wifi dan mini bar yang di lock. Beruntung kamar saya menghadap langsung perempatan jalan Ampang dengan pemandangan langsung menuju Station monorail bukit Nanas dan KL Tower yang megah[……..]
Seorang Doktor (S3) dan Dosen Berbisnis Fotocopy
Disadur dari: Tulisan Pak Iim Rusyamsi di UKMSUKSES.COM
“Just a Smart, Simple, and Systematic person” begitulah beliau mendefinisikan dirinya. Lelaki dengan nama lengkap Be Samyono ini awalnya bekerja sebagai arsitek pada pengembang perumahan tepi pantai di Surabaya. Masa kerja 4 tahun tidak juga menyadarkan dirinya akan dunia bisnis hingga masa resesi ekonomi terjadi di tahun 1998, perusahaan yang berada dalam sektor properti terpuruk, beberapa pengetatan dan strategi usaha baru diterapkan oleh Bp. Dahlan Iskan. Salah satunya adalah mengelola promosi perusahaan secara mandiri tanpa melalui agency. Secara pribadi Bp. Dahlan Iskan menunjuk lelaki kelahiran Magetan, 2 Mei ini dan membawa dia ke Graha Pena untuk mendalami graphic design di perusahaan induk JAWA POS diberi kepercayaan untuk mengelola materi promosi above the line di media cetak. Disinilah Sam mulai membantu kakak-nya untuk mengembangankan usaha Photocopy baru di jakarta melalui beberapa pekerjaan yang bisa di support dari Surabaya.
Akhir tahun 2009 Sam resign untuk melanjutkan S2 di Yogjakarta. Hingga saat kuliah usai, dia mencoba menetap di Jakarta untuk mencari pekerjaan. Namun, dengan kompetensi dan gelar yang dimiliki, tak ada satu pekerjaanpun yang bisa didapatkan. Dari sinilah Sam akhirnya mendirikan usaha pertamanya, MR COPY yang bergerak di bidang photocopy, percetakan dan stationery pada tanggal 1 Oktober 1998. […….]