Penerapan KAIZEN

Gemba kaizen adalah satu upaya pendekatan dengan akal sehat dan biaya yang rendah untuk mengelola tempat kerja. Dengan komponen utama total quality management, total productive maintenance, management just in time, gugus kendali mutu dan lainnya.

Beberapa prinsip kaizen yang bisa diterapkan adalah:

a. Pelaksanaan 3 aturan dasar Kaizen:
i. Penataan/5R (Ringkas, rapi, Resik, Rawat & Rajin) guna mengembangkan kedisiplinan karyawan.
ii. Penghapusan Pemborosan bagi kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah.
iii. Standarisasiguna merumuskan cara baku terbaik dalam melaksanakan tugas.

b.Menerapkan konsep utama kaizen:
i. Menerapkan fungsi perbaikan dan pemelihraan dalam menajemen
ii. Menekankan pola piker berorientasi proses yang harus disempurnakan untuk meningkatkan hasil
iii. Menerapkan siklus PDCA pada perbaikan dan SDCA pada pemeliharaan
iv. Mengedepankan kualitas sebagai prioritas tertinggi
v. Mengumpulkan data sebagai dasar pemecahan masalah
vi. Menerapkan proses berikutnya pada konsumen internal maupun eksternal. […….]

Continue Reading

Hati “Celestial Management”

The Celestial Management/manajemen langit merupakan satu manajemen yang ditulis oleh anak negri, mendasarkan pemikiran pada penggalian nilai-nilai spiritual sebagai ruh dalam menjalankan bisnis. Dimana perbedaan hakiki dengan manajemen lama adalah adanya pergeseran motivasi duniawi menjadi motivasi ukhrawi. Disini ilmu manajemen tidak lagi diartikan sebagai “getting things done through the people” tetapi “getting God-wil done by people”. Hingga dampak akhir yang diharapkan dengan penerapan manajemen ini adalah perubahan radikal baik dalam proses maupun tujuan akhir bisnis yang menuju God Corporate Governance.

Implementasi Visi manajemen langit di jabarkan dalam 3W (Worship, Wealth & Warfare) dengan pemaparan sebagai berikut:

Kategori I ( A Place of Worship – ZIKR):
– Zero Base : Bebas prasangka
– Iman : Berlandaskan keimanan kepada Tuhan
– Konsisten : Fokus pada satu tujuan
– Result Oriented : Berorientasi hasil tanpa mengesampingkan proses […….]

Continue Reading

Ortu Kenapa Sih #1 Sambooks

“Buku Hajatan” begitu aku lebih girang menyebut buku “Ortu Kenapa sih” ini yang digawangi oleh 12 penulis termasuk diriku yang menyelinap masuk. Tulisan pertamaku ini hadir melalui kolaborasi Blogfam dan Penerbit Cinta yang mengusung tema semacam Chicken Soup for teen world. Tak berlebihan bila ucap syukur dan terima kasih tertutur pada rekan terkait yang gigih berpeluh merealisasikan buku yang sarat akan tip dan trik urusan remaja ini. Besar keinginan langkah kecil ini jadi pijakan untuk loncatan bermakna. Kini tinggal menunggu waktu waktu terbitnya semata.

sambooks

Pesan Sponsor:
Indra Bruggman – Bintang Sinetron “Banyak cara jadi remaja yang lebih oke. Salah satunya lewat buku yang ringan namun sarat makna ini” […….]

Continue Reading

Trik & Tips Memotret Di Perjalanan #2

TEKNIK

a. Teknik Memotret
Pada dasarnya teknik memotret adalah teknik menggabungkan atau memadukan unsur pencahayaan, unsur kecepatan rana dan bukaan diafragma pada kamera.v Pada kamera semi professional maupun professional unsur kecepatan rana dan bukaan diagfragma bisa diatur menurut kebutuhan kita. Namun bila kita hanya mempunyai kamera pocket kita bisa mengaturnya lewat menu instantnya seperti menu panorama (untuk memotret pemandangan), menu portrait (untuk memotret objek/profil), menu night (untuk memotret malam), menu makro (untuk memotret obyek sangat dekat, menu kecepatan tinggi (untuk memotret obyek bergerak) dan menu-menu instant lain yang tersedia. Aturlah menu-menu yang ada dengan kebutuhan dan cobalah bereksperimen diluar menu full otomatis untuk mendapatkan hasil yang beda.

b. Pencahayaan
Saat memotret di luar ruang cahaya matahari adalah sumber cahaya yang luar biasa besar pengaruhnya. Sehingga kita harus pandai mengatur dan memanfaatkan jatuhnya cahaya pada obyek yang kita potret. Beberapa tips yang bisa diterapkan saat memotret siang hari:[…….]

Continue Reading

Trik & Tips Memotret Di Perjalanan #1

Beberapa hari lalu saya menjumpai seorang rekan di sebuah tempat bersantai di salah satu mall. Tak hanya cendera mata tapi juga cerita menarik saya peroleh saat itu, buah dari perjalanan rekan saya keliling Singapore, Malaysia dan Thailand untuk beberapa hari. Cerita-cerita serunya mengalir mengingatkan saya untuk menagih buah tangan yang selalu saya minta pada setiap teman saya yang berlibur ke suatu tempat. Apalagi kalau bukan photo-photo! Seketika muka rekan saya berubah kecewa dan jengkel. “Kacau!” Ucapnya singkat.

Semua setuju banyak hal yang bisa kita kenang dan ceritakan melalui penuturan sebuah photo. Wajar bila moment-moment tertentu akan berkurang maknanya tanpa kehadirannya. Terlebih saat berada pada moment tamasya ke suatu tempat yang jauh ataupun mungkin tak bisa kita kunjungi kembali untuk kedua kali. Sunguh menjengkelkan di situasi seperti ini bila kamera kita tidak bisa mengabadikan moment hanya karena hal kecil seperti memori card sudah penuh atau batterynya low batt misalnya. Untuk itulah jauh hari sebelumnya ada baiknya mempersiapkan peralatan dokumentasi kita, utamanya kamera dan segala perlengkapannya sebelum pergi. Dan supaya lebih menarik lagi ada baiknya kita belajar dasar-dasar teknik memotret hingga photo yang dihasilkan tidak saja mempunyai nilai historis namun juga makna artistik.[……..]

Continue Reading

Yang Tercecer Dari PB2007

“Bukan Pesta Biasa” yang semula ada dibenak saya pupus perlahan saat acara pesta blogger mulai berlangsung. Gaung kemegahan yang tercermin dari tempat digelarnya acara hingga dukungan sponsor yang tidak main-main tak lebih dari sekedar pemanfaatan kondisi market tanpa bisa memberi arti dan benifit lebih. Demikian juga keriuhan dan dukungan para blogger di beberapa kota tak lebih dari hasrat yang gagal untuk ditindak lanjuti oleh penggagas. PB2007 menemui antiklimaksnya saat acara berlangsung. Tema besar “suara baru Indonesia” belumlah berupa suara bulat yang menyuarakan satu nada namun masih berupa suara rabaan yang belum jelas akan berpijak pada titi nada yang mana.

Dua event organizer yang digandeng PB2007 rupanya terlalu asyik dengan tampilan acara hingga lupa pada detail pelaksanaan acara. Saya salah satu yang awam dengan Blitz Megaplex Grand Indonesia dibuat bingung untuk menemukan dimana acara berlangsung. Tak ada satu rambupun yang menunjukkan kemana saya harus melangkah untuk sampai pada lantai 8 bangunan superblog ini. Ujung-ujungnya saya tersesat dan sampai di Blitz dari pintu belakang. Minimnya rambu dan petunjuk inipun berlanjut hingga saya dibingungkan akan jadwal acara yang akan berlangsung ataupun ruang-ruang mana yang akan digunakan untuk special discusion. Kembali ujung-ujungnya saya harus bertanya kesana kemari kepada panitia yang mungkin telah capek mendapatkan pertanyaan berulang. Saat makan dan sholat pun antrian panjang berlangsung lama. satu sebab adalah panitia tak memperkirakan antara jumlah peserta yang datang dan jumlah meja saji makanan berikut jumlah makanannya. Pun dengan ruang sholat yang hanya bisa menampung 9 orang. Akibatnya acara kembali terbengkelaida n molor. Hingga banyak acara penting terpaksa dipadatkan dengan buru buru untuk mengejar waktu. Mengingat pukul 3 sewa tempat telah usai, AC telah dimatikan dan studio akan digunakan untuk acara lain.[…….]

Continue Reading

Pesta Blogger 2007

Sebelum lebaran lalu seorang rekan moderator di Blogfam mengirimkan berita melalui sms untuk menawari saya untuk mengikuti Pesta Blogger 2007 bersama 6 orang lainnya. Kali ini saya hanya melihat jadwal yang disodorkan dan langsung setuju untuk ikut. Pikiran saya sederhana saja, saya harus ikut karena “INI BUKAN SEMBARANG PESTA”. Dan benar saja setelah ditindak lanjuti melalui email terlihat bahwa pesta ini digulirkan oleh Bapak Blogger Indonesia: Enda Nasution beserta team. Dan tak tanggung tanggung berita terakhir tersebar bahwa panitia memindahkan event ke BLizt Grand Indonesia karena jumlah undangan membengkak 2 kali lipat menjadi 500 orang plus dukungan dari berbagai sponsor yang cukup besar. Ini event Nasional, event yang mempersatukan benang merah 130.000 blogger di indonesia. Untuk detail informasi bisa di akses di (sini).

Tak hanya komunitas Blogfam yang mendapat undangan gratis beberapa komunitas lainpun mendapat kesempatan serupa (Blogger Makasar & Blogger Muslim). Bahkan bagi blogger umum yang berminat bisa mendapatkan undangan gratis dengan mengunjungi website Pesta Blogger tentunya dengan kesempatan yang terbatas. Sejauh ini saya sendiri belum tahu detail acara pesta akbar bagi para blogger pertama ini namun aura dan gema pesta ini sudah didengar hampir semua blogger termasuk blogger di milist Tangan Di Atas tempat saya ikut menimba ilmu.[……..]

Continue Reading

Menciptakan Momentum (Part I)

(SWOT Analysis)

Ada yang menarik saat pelaksanaan Workshop Ngeblog Sambil Ngebizz yang digelar Blogfam tanggal 28 Juli lalu di Hotel Sofyan Tebet. Saat sesi motivasi banyak muncul kata “Momentum”. Satu kata penanda “saat yang tepat” untuk memulai langkah terjun ke dunia bisnis. Tidak saja Yulia dari TDA yang mencetuskan kata itu, tapi beberapa peserta yang sharing pun mentestimonikan bahwa banyak momentum yang mereka dapatkan karena satu kepahitan. Entah itu ditipu orang, karena krismon, karena bangkrut dan sebagainya. Karena kepahitan itulah timbul satu tekat untuk menjalankan bisnis sendiri. Benar dikata bahwa sebenarnya momentum itu adalah kita sendiri yang seharusnya menciptakan. Karena pada dasarnya banyak kejadian di sekitar kita yang berlangsung dan menunggu dijadikan momentum yang tepat. Namun kini timbul pertanyaan apakah momentum yang tepat itu adalah selalu peristiwa yang pahit?

Jawabannya tentu saja , TIDAK!. Bahkan bila anda jeli untuk melihat sekitar anda, idealnya anda bisa memulai suatu bisnis disaat anda masih mampu mendapatkan penghasilan dari sektor non bisnis. Dengan demikian anda bisa mengisi “waktu pendapatan jeda” dimana bisnis anda belum menghasilkan return dengan sumber pendapatan non bisnis yang anda tekuni sekarang. Begitu bisnis tersebut telah besar dan mulai menjanjikan anda bisa menekuni dan melepas pekerjaan non bisnis anda. Lalu apa yang harus dilakukan untuk memperoleh momentum itu?. Ciptakan kemauan dan komitmen untuk segera mencari peluang bisnis. Dan pada nyatanya banyak sekali peluang yang ada di sekitar kita. Kita hanya perlu untuk memilih dan memilahnya.[…….]

Continue Reading

Gelontor Terus

Satu kali saat rumah saya pindah saya selalu menemukan selebaran di depan carpot. Entah itu diselipkan dipagar, ditempel dengan sticker ataupun sekedar dilemparkan. Saya hanya melihat sepintas. Beberapa selebaran berupa kataloc yang cukup bagus pencetakannya dikirim berbungkuskan plastik dan jelas untuk siapa tertujunya. Lainnya berupa selebaran copian di kertas warna dan selebihnya dicetak ofset 1 warna dengan kertas karton. Semula saya memandang sekilas dan selanjutnya tempat sampah adalah tujuan saya. Membuangnya. Brosur delivery makanan, catering, service peralatan rumah tangga, les private dan lain-lainnya sama sekali tak saya butuhkan. Wajar bila saya membuangnya. Hampir setahun saya menghuni rumah itu dan tak pernah surut brosur-brosur itu berdatangan dengan cara yang sama. Diselipkan dipagar, ditempel dengan sticker atau kadang sekedar dilemparkan. Saya pun tetap melakukan ritual lama saya. Membuangnya!

Satu ketika pompa jet pump saya rusak tanpa sebab. Meski ada air PDAM tak urung kami sekeluarga kelabakan juga. Logikanya harus dihadirkan seorang teknisi servise dengan segera, tapi dimana mendapatkannya dengan cepat? Prakteknya tak mudah untuk mendapatkan seorang teknisi disaat darurat begini. Selain tak pernah menggunakan jasa seperti ini, sayapun tak ada acuan informasi yang tepat di mana mendapatkannya. Saya hanya bisa berandai-andai bila ada informasi saat itu alangkah asangat menolong. Pikiran saya langsung teringat dengan brosur-brosur yang sering terserak di carpot dan berakhir di tempat sampah. Belajar dari pengalaman itu kini sering mensortir brosur-brosur yang masuk carpot saya. Sekiranya saya belum punya brosur itu meski jasa layanan yang diberikan belum tentu saya butuhkan akan saya simpan. Saya hanya berfikir untuk “jaga-jaga”. Dalam keseharian sebenarnya tak banyak keluarga yang punya pengalaman yang berbeda dengan saya. Pada umumnya mereka sama, merasa perlu akan brosur-brosur itu disaat dibutuhkan. Disaat kepepet! […….]

Continue Reading