By Be Samyono (12112009-15.20)
Tak disangkal keberadaan internet menjadi satu kemudahan bagi produsen untuk menjangkau konsumennya guna mengkomunikasikan produk. Tinggalkan era berbudget tinggi dan tidak langsung menjangkau target market dalam mengirimkan fax, brosur atau surat. Karena Internet memungkinkan kita menggunakan email yang tidak saja memberi kemudahan dan biaya rendah yang diperoleh, namun juga bisalangsung menjangkau sasaran dan penghematan waktu. Maraknya fenomena Facebook pun menciptakan media tersendiri bagi produsen untuk menempatkan media promosi di jejaring sosial ini. Mulai dari hal sederhana untuk memakai accout pribadi menjadi account bisnis atau produk, menciptakan halaman groups produk hingga mengembangkan fanspage. pasar facebook indonesia yang menempati no 7 didunia menciptakan populasi tersendiri bagi penetrasi produk. siapa yang tak tergiur.
Sedikit menempatkan diri pada kursi yang berbeda dari kursi Produsen, sebagai konsumen sayapun merasakan manfaat berlebih dari adanya internet ini. Produk-produk bisa saya cari, dapatkan dan bandingkan dengan cepat secara online. Pencarian sayapun tak terbatasi oleh wilayah dan waktu lagi. Bahkan menariknya saya pun bisa memperoleh info mengenai produk dari berbagai testimoni atau pendapat orang melalui forum sehingga demikian jelas bagaimana fitur produk tersebut bisa memnuhi kebutuhan dan keinginan saya. Taruh kata: dunia di genggaman saya!
Tapi pernahkah anda mengalami kebanjiran informasi produk yang tidak anda perlukan? Cepatnya saya memperoleh informasi ternyata dibarengi dengan cepatnya email atau account yang saya tersebar di dunia maya. Dan konsekwensipun harus saya terima seperti membanjirnya info produk yang tak saya perlukan yang bisa dikategorikan sebagai spammer atau hal-hal yang tak menyamankan lainnya. Tergambarlah beberapa contoh seperti account FB saya `yang di tag di salah satu produk satu produsen. Berhari-hari saya dibanjiri notifikasi akibat komen orang lain yang muncul pada photo produk tersebut. Hingga terpaksa saya me-remove tag saya di photo produk tersebut. Membanjirnya email spam di email saya atau milist groups saya sudah hal yang biasa namun bila tiap email itu hingga 10-50 Mega? terpaksalah saya balas email tersebut dengan permintaan sopan untuk mencabut nama saya dari berpuluh daftar email yang mereka kirimkan. Hingga 5 kali tidak ditanggapi. Terakhir dengan terpaksa saya harus menelepon pengirim ersebut untuk dihentikan. Karena selain Bandwith saya tersedot untuk hal yang tidak saya butuhkan, trafik email sayapun menjadi terganggu. sebagai warga dunia maya saya sebagai konsumen tahu betul konsekwensi berada di dunia ini.
Hapus keinginan untuk benar-benar bebas dari spam atau email penawaran. Karena itu tidak mungkin 1000%. Hal yang bisa dilakukan hanyalah berkompromi dengan hal ini. Menilik hal pengalaman tersebut tentunya produsen harus mendengarkan teriakan konsumen mengenai wabah promosi di internet ini. Membanjiri konsumen dengan produk dan cara yang tak tepat justru akan membuat konsumen antipati terhadap produk tersebut bahkan mem-blacklist setiap iklan yang dikirimkan kepadanya. Contoh sederhana, kita bisa lihat berapa persen promosi yang jatuh ke email kita akan kita tanggapi? Tak ada bukan?. Promosi beretika hendaknya bisa melandasi cara-cara produsen untuk berpromosi karena bagaimanapun tentunya keinginan untuk mendapatkan long term relationship amat sangat diharapkan. Untuk itu mungkin beberapa rule etika ini bisa menjadi panduan:
1. Milikilah “lapak Sendiri”. Lapak online inilah tempat anda menggelar dagangan anda guna mengkomunikasikan apa yang anda miliki dan tawarkan. Di ‘lapak’ ini pula anda perlu memasang fasilitas untuk orang mendaftar dan mengijinkan dirinya anda kirimi email mengenai info-info produk anda. Fasilitas ini nantinya yang akan bertindak sebagai ‘kurir’ untuk setiap email yang anda ingin sampaikan ke daftar pelanggan anda.
2. Tariklah target market anda ke lapak tersebut dengan cara:
a. Berpromosi di situs-situs yang memang khusus diperuntukkan untuk pemasangan iklan.
b. Berkirim artikel ke beberapa situs-situs penyedia artikel dengan menyertakan alamat ‘tempat bisnis’ di dalam resource box.
c. Bertukar link dengan beberapa lapak bisnis online.
d. Menuliskan alamat ‘Lapak bisnis’ anda di semua tempat atau ruangan yang memungkinkan.
e. Mengirimkan alamat ‘Lapak bisnis’ ke beberapa situs direktori.
f. Aktif di forum-forum diskusi online. (jangan lupa dengan Signature, dan aturan-aturan forum).’
g. dll.
3. Hindarkanlah untuk mengirimkan email promosi langsung ke target market tanpa seijin mereka, kecuali anda bisa memfasilitasi promosi anda dengan fasilitas UNSUBCRIBE hingga konsumen bisa berhenti dari pengiriman bila mereka tak menghendakinya.
Prakteknya akan banyak pro dan kontra mengenai bagaimana menyikapi etika berpromosi karena terkesan tidak pro aktif dibanding puluhan cara berpromosi online lainnya. Namun kembali kita harus berfikir logis untuk siapa promosi ini ditujukan. Bila kepuasan akan kebutuhan konsumen menjadi prioritas dan loyalitas serta hubungan jangka panjang yang ingin kita bangun, saya rasa kenyamanan konsumen dalam menerima iklan harus jadi prioritas utama. dan beretika menjadi hukum yang WAJIB adanya.
7 comments
apa khabar mas? ya..aku udah lama ngga ngeblog…kangen jg sich..hihi..
moga mas sehat slalu ya mas
yuk mas nge blog lage heheheh
terima kasih atas infonya
sama2 mas salam..makasih dah mampir
Nice info, mas Sam.. pa kabar nih?
baik baik nih tuteh. kayaknya lagi asik ma twitternya yah
infonya bagus..salam kenal aj mas.. aku baru ngeblog..heuheu.. 😉
ramonesblog